Hari ini: GNPF-MUI: Presiden Bilang Mau Dialog, Tapi Kok Tiba-tiba Terbitkan Perppu Pembubaran Ormas

Hari ini: GNPF-MUI: Presiden Bilang Mau Dialog, Tapi Kok Tiba-tiba Terbitkan Perppu Pembubaran Ormas - Apa Kabar Hari Ini? Apa Kabar Hari Ini, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Hari ini: GNPF-MUI: Presiden Bilang Mau Dialog, Tapi Kok Tiba-tiba Terbitkan Perppu Pembubaran Ormas, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Opini Bangsa, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Hari ini: GNPF-MUI: Presiden Bilang Mau Dialog, Tapi Kok Tiba-tiba Terbitkan Perppu Pembubaran Ormas
link : Hari ini: GNPF-MUI: Presiden Bilang Mau Dialog, Tapi Kok Tiba-tiba Terbitkan Perppu Pembubaran Ormas

akhi-media.blogspot.co.id - Mari berbicara untuk beropini tentang GNPF-MUI: Presiden Bilang Mau Dialog, Tapi Kok Tiba-tiba Terbitkan Perppu Pembubaran Ormas


GNPF-MUI: Presiden Bilang Mau Dialog, Tapi Kok Tiba-tiba Terbitkan Perppu Pembubaran Ormas

Opini Bangsa - Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) mempertanyakan pemerintah tidak membuka ruang dialog dengan semua pihak sebelum menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas). Ketiadaan dialog membuat pemerintah hanya mendengar aspirasi dari satu pihak.

Pengacara GNPF-MUI Kapitra Ampera pun mengingatkan Presiden Joko Widodo pernah menyatakan akan membuka ruang dialog dengan kelompok Islam ketika kedua pihak bertemu pada Hari Raya Idul Fitri lalu. “Ayolah, dialog. Presiden bilang mau dialog, tapi kok tiba-tiba Perppu keluar sih,” kata Kapitra mengutarakan kekecewannya ketika dihubungi Republika, Jumat (14/7) pagi.

Kapitra mengatakan dialog dengan para tokoh organisasi menjadi hal penting dalam penerbitan Perppu tentang Ormas. Dialog akan menghilangkan kesan pemerintah represif.

“Buka ruang dialog. Jadi sekat-sekat bangsa itu bisa diurai, tidak represif. Karena menentukan Perppu ini, kesannya represif,” kata Kapitra.

Kapitra menambahkan pemerintah harus mendengar aspirasi seluruh rakyat. “Jangan hanya sekelompok orang yang mudah dipengaruhi, lalu digeneralisasi,” kata dia memaparkan.

Menurut dia, saat ini masyarakat sudah kembali tenang dan damai setelah Pilkada DKI Jakarta 2017 dengan kasus penistaan agama oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Pilkada DKI berlangsung cukup sengit sedangkan kasus penistaan agama sempat membuat gaduh.

Kapitra mengatakan pemerintah seharusnya tidak kembali membuat rusuh dengan menerbitkan Perppu tentang Ormas tanpa dialog dengan semua kelompok Islam. Tanpa adanya dialog, dia menambahkan, Perppu ini seolah menyerang umat Islam.

Padahal, dia menambahkan, para pejuang Islam pernah ikut ambil peran penting dalam kemerdekaan Indonesia. “Jangan sampai nanti Islam tidak mau lagi ikut memilih, kan nanti akan jadi sejarah, janganlah seperti ini. Malah akan meninggalkan noda di masyarakat, jadi sejarah hitam,” kata dia.

Selain ruang dialog, Kapitra menilai pemerintah terlalu terburu-buru menerbitkan perppu ini. Sebab, dia menyatakan, tidak ada penjelasan situasi genting yang memaksa Presiden Joko Widodo mengeluarkan Perppu.

Perppu itu tidak menerangkan dengan jelas definisi situasi genting yang dimaksud. “Apakah genting yang benar-benar gaduh seperti 1998, detilnya diperlukan pemerintah untuk disebutkan,” ujar Kapitra. [opinibangsa.id / rol]


Demikianlah Artikel Hari ini: GNPF-MUI: Presiden Bilang Mau Dialog, Tapi Kok Tiba-tiba Terbitkan Perppu Pembubaran Ormas

Sekianlah artikel Hari ini: GNPF-MUI: Presiden Bilang Mau Dialog, Tapi Kok Tiba-tiba Terbitkan Perppu Pembubaran Ormas kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Hari ini: GNPF-MUI: Presiden Bilang Mau Dialog, Tapi Kok Tiba-tiba Terbitkan Perppu Pembubaran Ormas dengan alamat link https://akhi-media.blogspot.com/2017/07/hari-ini-gnpf-mui-presiden-bilang-mau.html

Subscribe to receive free email updates: