Hari ini: Di Aksi "Menangkan Pancasila", LMND NTB Desak Penuntasan Kasus Fiberglass dan Bawang Merah

Hari ini: Di Aksi "Menangkan Pancasila", LMND NTB Desak Penuntasan Kasus Fiberglass dan Bawang Merah - Apa Kabar Hari Ini? Apa Kabar Hari Ini, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Hari ini: Di Aksi "Menangkan Pancasila", LMND NTB Desak Penuntasan Kasus Fiberglass dan Bawang Merah, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita & Hiburan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Hari ini: Di Aksi "Menangkan Pancasila", LMND NTB Desak Penuntasan Kasus Fiberglass dan Bawang Merah
link : Hari ini: Di Aksi "Menangkan Pancasila", LMND NTB Desak Penuntasan Kasus Fiberglass dan Bawang Merah

akhi-media.blogspot.co.id - Mari berbicara untuk beropini tentang Di Aksi "Menangkan Pancasila", LMND NTB Desak Penuntasan Kasus Fiberglass dan Bawang Merah

 Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Eksekutif Wilayah Nusa Tenggara Barat menggelar unjuk rasa di depan gedung DPRD NTB, Jum'at, 10 November 2017 pagi tadi. METROMINI/Dok
KOTA MATARAM - Di Hari Pahlawan yang jatuh tiap tanggal 10 November, Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Eksekutif Wilayah Nusa Tenggara Barat menggelar unjuk rasa di depan gedung DPRD NTB, Jum'at, 10 November 2017 pagi tadi.

Kordinaror lapangan (Korlap), Mirsadin mengungkapkan, maraknya persoalan bangsa yang semakin hari semakin gersang, rakyat semakin tertindas, orang miskin dipelihara, orang sakit dijadikan penyumbang terbesar APBN atau APBD, orang bodoh di pelihara, kebodohan dibudayakan, hukum hanya dijatuhkan kepada yang lemah. Kondisi ini, pemerintah selalu menciptakan suasana di mana keringat buruh dihisab oleh orang asing di negeri sendiri, petani semakin terjajah dan rakyat menjadi budak di tanah nya sendiri. 

"Itulah realitas yang terjadi di Bangsa ini dan gambaran wajah  Indonesia saat ini. Negara sudah menjadi individualisme dan liberalisme. Ujung dari individualisme dan liberalisme adalah kapitalisme yang tak akan memberikan keadilan sosial bagi rakyat Indonesia," pungkas Firman dalam pernyataan sikap aksi yang digelarnya di Kota Mataram, pagi tadi.

Oraor lainnya, Firman menambahkan, ketidakmampuan pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan, maka perilaku kekerasan dalam masyarakat sudah menjadi keniscayaan. 

"Ketika negara gagal mewujudkan kesejahteraan rakyat, implikasi dari menurunnya performa ekonomi itu adalah kriminalitas dan frustrasi sosial. Yang lebih parah adalah pisau hukum  kita yang tidak mampan apabila digunakan untuk keluarga kekuasaan, banyak kasus di negeri ini  yang perlu diketahui oleh masyarakat, hak-hak masyarakat  yang sampai saat ini uangnya tertelan oleh para korupsi, begitu pun dengan bantuan pendidikan yang nyaris dihisab habis oleh para pemangku kebijakan. Tentunya tindakan penyelewengan ini adalah dikerjakan dalam bentuk kolektif sesama lingkaran birokrasi. Dan masih banyak lagi rentetan masalah di NKRI," urainya.

Untuk itu, lanjut dia, penguasa modal asing atas perekonomian indonesia sedang menjadi sorotan  di berbagai kalangan akhir-akhir ini.pembiaraan terhadap penguasa modal asing  saat ini menimbulkan akibat-akibat bagi rakyat indonesia di berbagi sektor kehidupan yaitu ekonomi,politik dan sosial budaya. 

"Kemiskinan dan kesenjangan sosial, pemerintah  berdasarkan demokrasi liberal yang salah kaprah dan terancam hancurnya karakter bangsa yang bedaulat," tegasnya.

 Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Eksekutif Wilayah Nusa Tenggara Barat menggelar unjuk rasa di depan gedung DPRD NTB, Jum'at, 10 November 2017 pagi tadi. METROMINI/Dok
Ia menjelaskan, pemerintah semakin memperkuat posisi imperialisme dan kolonialisme sehingga para penguasa modal asing bisa dengan gampang mengintervensi setiap kebijakan yang di tetapkan oleh pemerintah, Bahkan, kata dia, menitipkan kaki tangannya dalam kursi–kursi eksekutif-legislatif-yudikatif yang akan terus membela kepentingan modal asing.  

"Penanaman modal asing, dan masih banyak lagi undang undang siluman hasil produksi asing. Sehingga undang-undang ini bertentangan dengan PASAL 33 UUD 1945. Dengan begitu, kemerdekaan yang katanya menjadi hak segala bangsa kini menjadi mimpi semata bagi bangsa Indonesia dalam kata lain Jauh panggang dari api. Sebab, kedaulatan dalam menentukan nasib bangsa sendiri di hapuskan oleh intervensi asing yang hanya mengedepankan kelancaran arus modal internasional di Indonesia," jelas Firman.

Untuk itu kata dia, dalam aksi yang di gelar di depan gedung legislatif Bumi Gora itu, LMND NTB menyampaikan tuntutan: 

  1. Laksanakan trisakti sesuai dengan nawacita dan MENANGKAN PANCASILA
  2. Hentikan komersialisali pendidikan yang menyeebabkan biaya pendidikan meningkat 20% pertahun nya dan wujudkan pendidikan Murah,ilmiah demokratis dan bervisi kerakyatan
  3. Hentikan pembungkaman dan kriminalisasi gerakan pemuda dan rakyat dalam berekspresi dan berpendapat di muka umum
  4. Selesaikan konflik agraria yang terjadi di NTB dan tegakan supermasif hukum
  5. Desak  KPK dan  Kapolda  Nusa Tengga barat segera Tuntaskan Kasus indikasi Korupsi Bibit Bawang Merah dan Fiber glass di Kabupaten Bima
  6. Segera bangun smelter sesuai amanat UU minerba
  7. Bangun industialisasi yang berlandaskan pasal 33 UUD 1945

Firman menambahkan, kebijakan pendidikan yang mahal ini, merisaukan masyrakat tak berpunya. Pasalnya, kaum miskin tidak memiliki dana untuk mendapatkan pendidikan layak seperti yang dicita-citakan UUD 45

"Liberalisasi pendidikan ini,  berawal dari kebijakan pemerintah pada tahun 1998. Dimana, Peguruan Tinggi Negeri (PTN) diubah statusnya menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Upaya pengalihan ini dilakukan untuk mengurangi beban Finansial negara dan menyerahkan sektor pendidikan dalam arena bisnis," tutur dia.

"Di mana negara melepaskan tanggung jawabnya dalam membiayai pendidikan. Lepas tangan pemerintah dalam dunia pendidikan mengkibatkan biaya pendidikan drastis melonjak naik, sehingga anak bangsa tidak lagi dapat mengenyam dunia pendidikan. Dalam hal ini Negara telah gagal dalam mewujudkan cita-cita awal dari pendidikan itu sendiri, dan juga cita-cita kemerdekaan dalam mencerdaskan kehidupan anak bangsa," pungkasnya menambahkan. (RED)



Demikianlah Artikel Hari ini: Di Aksi "Menangkan Pancasila", LMND NTB Desak Penuntasan Kasus Fiberglass dan Bawang Merah

Sekianlah artikel Hari ini: Di Aksi "Menangkan Pancasila", LMND NTB Desak Penuntasan Kasus Fiberglass dan Bawang Merah kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Hari ini: Di Aksi "Menangkan Pancasila", LMND NTB Desak Penuntasan Kasus Fiberglass dan Bawang Merah dengan alamat link https://akhi-media.blogspot.com/2017/11/hari-ini-di-aksi-menangkan-pancasila.html

Subscribe to receive free email updates: