Hari ini: Politik Feodalisme Dibalik Membentuk Pemilih Cerdas

Hari ini: Politik Feodalisme Dibalik Membentuk Pemilih Cerdas - Apa Kabar Hari Ini? Apa Kabar Hari Ini, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Hari ini: Politik Feodalisme Dibalik Membentuk Pemilih Cerdas, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita & Hiburan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Hari ini: Politik Feodalisme Dibalik Membentuk Pemilih Cerdas
link : Hari ini: Politik Feodalisme Dibalik Membentuk Pemilih Cerdas

akhi-media.blogspot.co.id - Mari berbicara untuk beropini tentang Politik Feodalisme Dibalik Membentuk Pemilih Cerdas

Penulis adalah aktifis di IMM Bima. FACEBOOK/Rahman Alif
Oleh: Rahman Alif 

OPINI - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bima dan Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur NTB dalam waktu dekat akan terselenggarakan. Momentum ini semacam acara pesta yang biasa dilakukan warga semisal acara sunatan massal atau pernikahan massal. Dalam kondisi ini, usaha mengkultuskan kebudayan dan memainkan hegemoni dari para pasangan calon yang ada tentu beranekaragama dan polanya. 

Kondisi dalam membangun sebuah gerakan politik alternatif, di tengah cara politik feodalisme yang semakin menjauhkan massa atau pemilih dari hakekat demokrasi harus dilawan. Momentum ini jarang terjadi, dan untuk menciptakan kesadaran massal kita harus lebih massif dan nekat lagi. 

Saat ini, bila dideteksi upaya-upaya dan peran kekuasaan dalam menggandeng kepentingan politik dan menukarkan dengan janji atau ikrar politik. Kondisi memanfaatkan kultur yang feodalisitik dalam mencapai tujuan politik harus diimbangi dengan pola dan cara politik alternatif, di mana pemilih lebih pro aktif dalam momentum pesta demokrasi. 

Berbagai dalil yang ingin mengganti sistem dengan upaya-upaya lain sebagai alternatif, seharusnya kenekatan itu mesti digalakkan secara continue dan setiap hari. Normalnya kampanye kesadaran politik pemilih dan pandangan analisa sosial dari kondisi obyektif dan peta politik yang terjadi harus diedarkan secara gamblang.
Untuk itu, dalam momentum Pilkada dan Pilgub ini, di tengah warga terlibat dalam agenda-agenda politik dan ikut serta memberikan analisa politiknya. Di sini merupakan pintu masuk dan poin yang bagus agar berbagai golongan kelompok sosial, secara sadar dan paham serta konsen memberikan analisa kondisi politk di Bima dalam rangka mewujudkan suasana demokrasi yang cerdas dan berkualitas.

Pentingnya penyampaian pandangan politik yang disandarkan dalam berbagai literasi, anggapan akademis dan mengkomperasikan peristiwa yang tentunya keadaannya tetap terulang dalam setiap momen pemilihan. Di tengah letak kekuasaan diposisikan sebagai miniatur penting dalam mengawal proses politik yang ada dan mengeliminir isu-isu yang berakibat perpecahan. 

Jika ada diskursus rasional di dalam kebijakan publik di Bima, baik di Kota dan Kabupaten Bima yang merupakan daerah yang sedang berkembang menuju daerah metropolis, di mana perkembangan pembangunan pada aspek perdagangan, peningkatan kemapanan sosial sedang berlangsung. Semua pembicaraan filosofis dan teori politik yang sangat rasional harus diselaraskan dengan kultur politk yang rentan dengan ideologi feodal yang masih hidup di tengah kehidupan warga.

Pada sejarah yang tertulis sampai pada periodesasi hari ini dan kondisi politik yang persis hampir sama hidup di bawah tekanan kultur dan hegemoni, Dalam kontradiksi pemahaman feodalis dan rasionalis, akan menjadi semacam boomerang dalam setiap agenda politk. Dalam rangka terwujudnya pemilih yang cerdas seiring dengan arah bentuk daerah metropolis, isu yang digandeng merupakan isu yang lebih dekat pada segmentasi kebijakan publik tidak menyentuh pada domain moralitas para paslon dan lebih senang pada propaganda isu dan melempar kebiasaan yang jatuhnya ghibah atau fitnah.

Dalam berbagai ruang diskusi maupun di warung-warung kopi, kampus dan di tengah-tengah masyaarakat sudah saatnya menghadapai momentum pesta politik dalam sumbangan pemikiran yang jernih dan tidak menyebabkan kekisruhan lebih-lebih perpecahan di tengah kita bersaudara dalam payung sebangsa dan setanah air.

Saya berkesimpulan bahwa, bukan lagi saatnya menumbuhkan kebiasaan politik feodal namun, membentuk pola pikir yang cerdas dan demokratis. Menyalurkan pikiran pada porsi dan lokasi yang tepat. Tentu menjadi tanggung jawab bersama warga negara demi terciptanya pilkada yang berkualitas dan melahirkan pemimpin yang mumpuni demi kemaslahatan ummat dan kemajuan daerah. 

Maka jika kerja-kerja politik terutama kaum terdidik tidak mau memilih langkah alternatif dalam memberikan sikap dan kontribusinya. Maka infeksi demokrasi dan dampak yang akan terjadi tentu akan meugikan banyak orang dan juga kepentingan rakyat menjadi terancam. Maka jadilah pemilih yang cerdas di momentum Pilkada tahun 2018 ini. ***


Demikianlah Artikel Hari ini: Politik Feodalisme Dibalik Membentuk Pemilih Cerdas

Sekianlah artikel Hari ini: Politik Feodalisme Dibalik Membentuk Pemilih Cerdas kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Hari ini: Politik Feodalisme Dibalik Membentuk Pemilih Cerdas dengan alamat link https://akhi-media.blogspot.com/2018/03/hari-ini-politik-feodalisme-dibalik.html

Subscribe to receive free email updates: